Senin, 16 April 2018

Kami Tetap Bangga


Jalan sempit dan becek. Menuruni lembah. Mendaki bukit adalah rutinitas yang harus dijalani pendidik yang bertugas di sekolah terpencil. Khususnya yang bertrugas di SDN Malingmati III. Bertugas didaerah tersebut memiliki kesan tersendiri. Meskipun banyak dukanya. Apalagi jika musim hujan tiba. Siap jalan kaki. Demi anak didik, kami rela melaksanakan amanat itu agar anak-anak memperoleh pendidikan yang sama dengan teman sebayanya di luar sana, kami tetap semangat dan tak pernah patah arang. Kami tetap bangga.

Barangkali timbul pertanyaan di benak mereka yang tak pernah bertugas di sekolah terpencil, mungkinkah masih ada sekolah dengan medan seperti itu? Maka saya akan menjawab dengan tegas dan lantang; MASIH!

Kita tinggalkan dulu problema klasik itu! Kita tengok anak - anak usia sekolah yang tak mau melanjutkan sekolah karena terbentur alasan beaya, atau karena sekolahnya jauh. Kami telah berupaya semaksimal mungkin agar mereka mau melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Berharap suatu saat hati mereka terbuka dan mempunyai kesadaran untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Mengerti arti penting sebuah pendidikan.

Akhirnya untuk mengisi waktu, yang mestinya jam-jam seperti digunakan untuk bergelut menuntut ilmu dibangku sekolah. Tidak dimanfaatkan dengan baik. Mereka harus bekerja. Membantu orang tua. Mencangkul, mengambil kayu bakar dan aktivitas lainnya yang memerlukan tenaga. Kasihan sekali, tulang-tulang kecil yang masih rapuh itu harus digunakan untuk melakukan aktivitas berat yang mestinya belum saatnya mereka lakukan.
Hilang masa kanak-kanak mereka. Hilang kebahagiaannya. Terenggut tradisi yang mestinya sudah harus enyah dari peradaban zaman sekarang.


Sabtu, 24 Februari 2018

Kami tetap bangga dengan SDN Malingmati III. Disekolah tersebut saya pernah merasa menjadi orang buangan. Tetapi setelah hampir dua tahun saya bertugas di sekolah tersebut, saya merasa bangga sudah ikut berperan mencerdaskan dan mendidik anak-anak SD terpencil yang terkadang dipandang sebelah mata. Secara intelegensia mereka tak kalah dengan anak-anak perkotaan. Ternyata mereka mampu menerima materi pelajaran yang diajarkan guru. Di SDN Malingmati III mempunyai kegiatan yang cukup banyak, utamanya dibidang keagamaan. Dibawah asuhan Bu Sri Wulandari SP.d.SD, seluruh siswa terbiasa melaksanakan Sholat Duha. Ini sangat membanggakan bagi kami.
Meskipun mereka tumbuh dilingkungan alam yang dikelilingi bukit dan pohon. 
Hari ini, Rabu, 24 Pebruari 2018 saya harus meninggalkan sekolah yang sangat saya cintai tersebut karena harus pindah kesekolah lain. Hatiku trenyuh menatap satu persatu anak didikku, tak tega, terus terang mata saya saya sempat sembab menahan butir-butir perak yang mati-matian kutahan agar tak tumpah mejadi tangis.
Mau tak mau harus meninggalkan sekolah tersebut. Selamat kepada Pak Kurdi, saya percaya ditangan beliau SDN Malingmati III akan menjadi lebih baik.
Selamat tinggal sekolahku.Ditempat ini hatiku terlanjur terpaut dengan anak-anak polos yang perlu perhatian. Harapan saya semoga kelak mereka tumbuh menjadi anak yang dapat membawa perubahan, sehingga dukuh banyuasin tak lagi menjadi daerah terpencil.
Banyuasin, 24 pebruari 2018




Jumat, 02 Februari 2018

Kegiatan keagamaan

Memperingati maulid nabi Muhammad SAW tanggal 15 Desember 2017 dengan pembicara bapak Syaifuddin dari desa Bakalan.
Dengan dihadiri oleh seluruh seluruh siswa siswi beserta wali murid SDN Malingmati III.